Kamis, 24 Maret 2011

Ketika Semangat Itu Dipertanyakan


Wahai pemuda, apa visi hidupmu? Wahai para serdadu perubahan, apa yang kau bawa untuk buah tangan penerusmu? Wahai sang pemangku peradaban, apa yang ingin kau perbuat pada sejarah hidup manusia? Saudaraku, apakah pertanyaan itu masih menggelisahkanmu? Beruntunglah jika engkau masih terpilih karena tergelitik dengan pertanyaan itu…

                Sebuah bangsa yang besar ini sedang sakit, Saudara. Ia menggeliat, meronta, berteriak meminta tolong kepada kita, para pemuda. Namun sayangnya, apakah pemuda kita masih berpikir idealis layaknya para pemuda pendiri bangsa ini kala itu? Mereka mempunyai kemampuan untuk hidup layak dan sejahtera bahkan bersama keluarganya, namun apa yang mereka pikirkan ketika mereka memilih untuk berjuang serta meninggalkan segala kenyamanan dan kemewahan hidupnya? Merekalah pahlawan yang menjelma dalam diri pemuda bernama Soekarno, Hatta, Syahrir, Soedirman, Natsir, Tan Malaka dan masih banyak lagi. Yang mereka pikirkan adalah kemerdekaan bangsa ini, dimana mereka menginginkan kesejahteraan bukan hanya milik mereka saja namun seluruh rakyat Indonesia.
                Setiap zaman mempunyai tantangan dan karakteristiknya masing-masing. Begitupun dengan zaman ini. Dimana tantangan para pemuda bukan lagi para penjajah fisik namun para penjajah moral. Saudaraku, kawan pemuda…keberadaan kita di kampus ini adalah sebuah bukti nyata bahwa hanya orang-orang terpilihlah yang mampu mengenyam pendidikan tinggi. Intelegensia muda Indonesia banyak jumlahnya, namun intelektualitanya mungkin hanya separuh bahkan kurang. Perlu diketahui bahwa jumlah orang cerdas di Indonesia dari jutaan manusia Indonesia adalah sebanding dengan keseluruhan jumlah siswa di Malaysia. Bangsa ini adalah bangsa yang besar kawan. Butuh banyak aktor untuk membangunnya menjadi sebuah bangsa yang terhormat dan dipandang oleh dunia. Lalu kita mempertanyakan, siapa sajakah aktor itu? Apakah hanya pemerintah? Ataukah militer? Atau para penguasa bisnis? Ya,semua benar namun masih kurang. Tambahannnya adalah kita semua rakyat Indonesia, khususnya para pemuda. Bahwa menurut amanat undang-undang bahwa janji, bukan hanya cita-cita, bangsa Indonesia adalah perlindungan, pensejahteraan, pencerdasan, dan partisipasi dalam ketertiban dan perdamaian dunia. Yup, partisipasi dari semua aktor  dalam setiap lapisan masyarakat. Lalu sudah berbuat apa kita, pemuda?
                Kami mengajak Saudara kembali menjadi pemuda (berapapun umur Saudara). Dengan ciri khasnya : idealis, semangat, selalu ingin tahu (menuntut ilmu), objektif, dan berpikiran terbuka. Kawan, marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang bernilai, pribadi yang menginspirasi, pribadi yang mandiri, pribadi yang konstruktif, pribadi yang bervisi, serta pribadi jelmaan-jelmaan para pahlawan selanjutnya. Bukan pribadi yang pragmatis, pribadi yang fanatis, pribadi yang individualis, pribadi yang terlindas sejarah, dan pribadi-pribadi lain yang destruktif terhadap pembangunan lingkungan sekitarnya.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar