Sabtu, 26 November 2011

A Story from Wonderfull Banyusoca -- Para Pengabdi Masyarakat

Bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam profesi jadi membuatku banyak berfikir. Sebenarnya apa yang dikejar manusia di dunia ini. Banyak yang kutemui dari kalangan akademisi. Banyak pula dari para pengusaha. Para birokrat,yg mau ga mau sering bertemu. Aktivis mahasiswa tambah banyak lagi. Pekerja seni ada beberapa. Pengemis,pengamen, dan anak jalanan sudah satu paket. Pengangguran...hmm,,banyak! (tp ini bukan profesi kyknya :)). Lantas, apa sebenarnya yang setiap manusia itu cari? Saya kira dari teori piramida kebutuhan hidup manusia, yang menempati posisi paling puncak adalah aktualisasi diri. Ketika seseorang sudah tercukupi kebutuhan dasarnya, maka dapat dipastikan bahwa aktualisasi dirilah yang mereka butuhkan. Namun, apa jadinya jika di tengah pemenuhan kebutuhan dasar itu (yg subjektif saya, belum begitu tercukupi) seorang manusia secara profesional dan ikhlas menjalankan tugasnya demi mencukupi kebutuhan manusia lain di sekitarnya.

Perjalanan saya hari ini sungguh luar biasa. Rutinitas untuk mengunjungi daerah pegunungan selatan Yogyakarta ini memang biasa. Namun, setiap kali pulang dari sana selalu saja ada yang membakar semangat di dada. Sebuah tempat yang selalu memberikan inspirasi. Dengan suguhan pesona pemandangan alamnya, dengan jalan-jalan panjangnya yang bisa dibilang cukup menegangkan, dengan nama-nama desanya yang khas, dengan potensi alam yang masih tertidur pulas, dan yang lebih membuatku bersyukur adalah luar biasanya orang-orang yang kutemui di daerah ini.


Semoga dengan berbagi kisah ini, kita bisa sama-sama menginspirasi...

1). Seseorang yang kutemui ini bukanlah seorang yang berpendidikan cukup. Bukan orang yang berpunya. Bukan orang yang terkenal di Indonesia. Namun,kegigihan semangatnya membuatku malu sebagai pemuda. Mungkin saya tak perlu menyebutkan namanya. Karena menjadi terkenal bukanlah obsesinya. Beliau adalah seorang ketua Paguyuban Masyarakat Air Minum Yogyakarta yang sudah cukup berumur. Mendengar kata ketua paguyuban, jangan semerta-merta membuat kita membayangkan kondisi rumah atau keluarganya yang berada. Beliau hanyalah ketua,hmm...bukan "hanya" karena memang ketua adalah amanah yang luar biasa. Bila dilihat beliau sangat sangat sangat sederhana.
Tiap kali kita main ke rumahnya, dengan ketulusan istri beliau selalu menyuguhi air teh hangat atau air putih, bahkan ditambah dengan cemilan hasil kebun sendiri (nangka, singkong, pisang goreng,dll). Namun, di balik kesederhanaannya itu jangan harap kita bisa menemuinya tanpa janjian terlebih dahulu. Gitu-gitu,kesibukan beliau mgkin melebihi menteri bahkan presiden (hehe..). Pekerjaan beliau setiap hari adalah menolong masyarakat yang kesulitan dengan akses air bersih. Setiap hari (hampir 24 jam) beliau mengunjungi daerah satu ke daerah yang lain untuk membangun instalasi air bersih masyarakat, hanya berbekal sepeda motor dan tas jinjingnya. Bukan mobil dan koper bernomor sandi. Gaya kelakarnya selalu segar, apalagi menghadapi mahasiswa-mahasiswa seperti kami. Tambah "gayeng" kalo kata orang,hehe. Kelakar segarnya itu tidak memperlihatkan betapa lelah kerjanya. Jika kalian ingin tau apa yang terjadi di desanya setiap jam 1 dini hari sampai jam 3 pagi, tanyakan pada beliau. Karena beliau selalu mengelilingi desa pada pukul itu hanya untuk mengecek semua pompa air di desa; dalam keadaan dingin, hujan, apalagi mati lampu.
Kebiasaan beliau yang menambah inspirasiku adalah sesibuk apapun, pada menjelang adzan shubuh beliau sudah berada di masjid untuk sholat berjamaah. Subhanallah... Kebiasaan itu sudah berlangsung 14-15 tahun ini. Kata beliau, kebiasaan itulah yang ingin beliau bentuk dari awal untuk mempersiapkan kemudian di hari tuanya. Subhanallah...


2). Inspirator yang ke-2 ini baru kukenal tadi. Smoga ke depan dengan lebih banyak bertemu dengan beliau saya bisa melengkapi tulisan ini. Beliau berprofesi sebagai Pak Lurah. Pak Lurah yang jarang ditemui seperti beliau ini. Pak Lurah yang selalu membuka kantor kelurahannya 24 jam. Pak Lurah yang marah ketika kelurahan kotor dan berantakan, namun beliaulah yang kemudian mengambil sapu lalu membersihkan semuanya termasuk membakar sampahnya. Pak Lurah yang mau menghentikan laju kendaraannya di jalan untuk melayani warga yang minta tanda tangan. Pak Lurah yang on-call walaupun tengah malam kepada mahasiswa KKN yang meminta bantuan. Pak Lurah yang "takut" bersalah pada masyarakat, jadi boro-boro korupsi. Pak Lurah di desa kecil di Indonesia ini yang mempunyai bawahan yang piket malam hari untuk menjaga kelurahan serta siap melayani keinginan warganya...
Subhanallah...


Ya Allah,aku tahu Engkau selalu memudahkan dan memampukan hamba-hambaMu yang ingin bermanfaat bagi sesamanya... Karena pengabdian dapat dilakukan oleh siapa saja...

Regards,
Semoga kita termasuk orang-orang yang dimampukan oleh-Nya :))