Selasa, 28 Februari 2012

Singapore! My first international destination and it's in the blessed month of Islam,Ramadhan..olala...!


Pergi ke luar negeri? Saya pikir semua orang pasti memimpikannya. Menjelajah belahan lain dari dunia ini, melihat rupa orang-orang di dalamnya, dan lain-lain. Begitupun saya. Berawal dari kegemaran surfing di internet (If u say facebook is disadvantage for u, but not for me. Coz it paid me fly to Singapore!), saya menemukan ada event tentang lingkungan yang dilaksanakan di Singapura. Saya coba apply, buat essay, lengkapin syarat-syarat, dan Alhamdulillah...karena kuasa Allah, saya diizinkan ikut acara tersebut. Di tengah hiruk-pikuk bulan puasanya orang Indonesia, saya berangkat ke Singapura pada tanggal 9 Agustus 2011, dengan diantar full family team ke bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Semua berawal dari ‘yang pertama’ kan? Oke,so ini adalah serba pertama bagi saya. Pertama kalinya check in di bandara, pertama kalinya naik Garuda Indonesia, pertama kalinya makan masakan pesawat, dan pertama kalinya menginjakkan kaki di bandara terbaik di dunia, Changi International Airport.
Apa yang kamu rasakan pertama kali saat menginjak tanah yang far far away from your home? If me...i feel so nervous. Apalagi dengan imej pertama Singapore adalah Changi Airport, yang sangat jauh jauh 100 kali lipat lebih keren daripada bandara Soekarno-Hatta. Just say, waw!! Karena ndeso, saya ambil foto di semua sudut-sudut indah Changi Airport,hihi... Setelahnya, kami dijemput oleh panitia YELP yaitu Novabelle dan TK (Scott), a really nice welcoming day. Keluar dari bandara, kami disuguhi Chrystler!!! Wuaaaaooow....cihuuuiiiiy....taksi mahal yang hanya delegasi Indonesia saja yang menaikinya, dengan penampilan sopir yang mirip bodyguard di film-film Hollywood 

Kami diantarkan ke sebuah hotel bernama Santa Grand Hotel, di daerah Bugis. Dekat sekali dengan masjid terbesar di Singapura, Sultan Mosque. Malamnya semua delegasi sudah berkumpul untuk makan malam alias buka puasa kalo buat kami. Wuiiih....tambah deg2an. Tapi ternyata, they’re really nice and funny also,haha... Setelah perkenalan singkat itu, kami kembali ke hotel untuk persiapan presentasi keesokan harinya.
Tanggal 10 Agustus, kami mempresentasikan masing-masing project lingkungan kami. Program yang saya bawa adalah Agroforestry of Moringa oelifera for Water Conservation and Water Purification in Community Empowerment Program. Setelah presentasi, kami melakukan wawancara langsung dengan JEEF yaitu Ms. Kazue Tsukahara, Ms. Rie Takeda, Ms. Thao Do (Greenocom-Vietnam) dan alumni YELP 2010, Ms. Joanna Tan. Dalam wawancara itu, mereka menyarankan saya untuk mengubah produk yang menjadi outputnya. Bukan pemanfaatan biji moringa sebagai penjernih air, namun pemanfaatan daunnya sebagai food supplement karena dirasa cash flow-nya akan lebih cepat bergerak dibanding biji. Sungguh merupakan masukan yang sangat berarti, karena kemudian saya dan tim melakukan hal yang disarankan tersebut. Namun sayangnya, mungkin juga Allah mengetahui batas kemampuan saya...hibah pada event ini belum dapat saya raih. Tak apa, masih ada 999 jalan menuju Roma,hehe...
Hari berikutnya, kami melakukan workshop...full day!! Sungguh luar biasa materi yang disampaikan dari orang-orang yang luar biasa pula. Workshop pertama disuguhkan oleh Mark Cheng, manager dari Avelife. Pemuda yang mendapat pengahrgaan sebagai Young Enterpreneur Singapore. Ia menyampaikan kurang lebih tentang “How to Run Your Own Project”. Workshop ke-2, disampaikan oleh tim dari Nanyang Technological University (NTU), selanjutnya oleh Jody Liu (tentang Avelife), dan di akhir disampaikan oleh tim dari SMU (Singapore Management University). Hari yang luar biasa.
Hari ke-4 di Singapura, kami diajak ke sebuah pulau yang tidak sembarang orang dapat masuk ke dalamnya. Namanya Pulau Semakau. Untuk masuk ke pulau ini, kita harus mengantongi izin dari Kementrian Lingkungan Hidup-nya Singapura. I was really amazed!!! Kita dibawa naik boat dari Marina Port ke Pulau Semakau. Waktu tempuhnya sekitar 45 menit. Cukup banyak waktu lah buat foto-foto,hehe...
 
Pulau Semakau adalah sebuah pulau tempat pembuangan sampahnya Singapore! Doenk! What’s on ur mind if I said like that? Mungkin kamu akan berpikir pulau ini sangat bau, berantakan, sampah dimana-mana, dan mungkin banyak pemulung?? (haha..kayak disini aja :P). Well, semua salah. Saat kau masuk pulau ini, tak ada sedikit pun bau, so boro-boro sampah. Pulau Semakau adalah pulau kecil yang sangat indah! Penggabungan dari keindahan alam dan luar biasanya teknologi yang dibuat manusia. Kami diajak berkeliling pulau, melihat banyaknya pohon bakau untuk meredam gelombang air laut, banyaknya burung dan kupu-kupu, banyaknya vegetasi liar yang tumbuh dengan alami, dan hawa pantai yang sangat segar. Dan 1 hal lagi, kamu tidak akan pernah menyangka bahwa sebagian tanah yang kamu pijak disana adalah artificial land alias daratan buatan. Setiap hari sebuah kapal besar berlayar dari Singapura ke pulau ini, dengan muatan berupa SAMPAH!.Kemudian di pulau ini, mereka mengubahnya menjadi pupuk. Bahkan menurut informasi, sampah plastic yang merupakan sampah paling sulit untuk ditangani, mereka jadikan pembangkit listrik dengan cara membakarnya. Dan abu sisa pembakaran, dibawa ke pulau semakau untuk sama-sama dijadikan pupuk. Kalo pengin tau lebih banyak, googling aja. Dan siap-siap terpesona dengan apa yang kamu dapat J. Di hari yang sama setelah kami kembali dari pulau, kami dibawa ke Marina Barrage. Marina Barrage adalah sebuah museum yang menyuguhkan transformasi Singapura menjadi sebuah negara yang makmur seperti sekarang ini. Singapura dahulu merupakan sebuah negara yang kotor, miskin air, miskin sumber daya alam, bahkan untuk air saja mereka mengimpor dari Malaysia dan Indonesia. Namun 50 tahun silam, Lee Kuan Yu, presiden yang menjabat kala itu mengubah cara berpikir masyarakat. Ya, perubahan yang menjadikan Singapura maju seperti sekarang ini dikarenakan adanya perubahan paradigm masyarakat. Pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk menciptakan yang mereka sebut dengan “sustainable Singapore”. Sehingga, yang kita temui saat ini adalah Singapura yang sejuk, bersih, aman, serta kehandalan teknologi mampu mengubah mereka menghasilkan air minum dari air laut, bahkan dapat dikomersilkan dengan merk “NuWater”. Sungguh, sebuah perjalanan panjang merealisasikan mimpi, dan kini orang-orang Singapura selalu membanggakan pendahulunya J

Setelah dari Marina Barrage, kami lanjutkan perjalanan menuju Queenstown. Sebuah kota kecil yang didalamnya mayoritas dihuni oleh kaum Chinese. Satu hal yang menarik mengapa kami dibawa kemari adalah, ada satu komunitas orang Chinese yang melakukan kegiatan berupa kerajinan dari barang-barang daur ulang. Mereka adalah para wanita yang sudah nenek-nenek,hihi... Kami diajari membuat bunga dari plastic daur ulang. Gampang sih,,Cuma aku aja yang gak bisaaa....huuuufft >.<

Setelah lama perjalanan menimba ilmu, saatnya kami pulang ke negara masing-masing. Dengan membawa oleh-oleh dan pekerjaan rumah yang sangat banyak. Berbicara tentang oleh-oleh, China Town menjadi tempat yang asyik buat berburu oleh-oleh. Tempat ini berupa pasar souvenir, yang sangat kental nuansa orientalnya. Kalau mau kesana, tunggu jam buka pasar ini yaitu jam 10 pagi. Pengalaman menarik kala itu, saya dan teman harus berlari kesana demi oleh-oleh untuk orang-orang tersayang di rumah. Padahal flight kami jam 13.00, dan pasar baru buka jam 10 serta kami harus sampai di bandara jam 12. Hahaha...itulah kasih sayang, kekuatannya membuat kau mampu berlari ke China Town, naik turun MRT, dan lari lagi ke hotel buat ambil koper. Btw,MRT adalah sejenis kereta cepat. Dia akan berhenti di stasiun-stasiun (MRT Station) yang tersebar di Singapura. Untuk menaikinya, kamu harus beli kartu yang berisi sesuai ongkos perjalanan kamu. Kalau mau ringkas, beli saja EZLink, berbentuk semacam kartu yang kalau memakainya tinggal di top-up saja, sekali top-up Sin $10.... And jangan lupa bawa peta! It’s a must, if u don’t wanna lost! >.<

1 komentar: