Pergi
ke luar negeri? Saya pikir semua orang pasti memimpikannya. Menjelajah belahan
lain dari dunia ini, melihat rupa orang-orang di dalamnya, dan lain-lain.
Begitupun saya. Berawal dari kegemaran surfing di internet (If u say facebook is disadvantage for u, but not for me. Coz it paid me
fly to Singapore!), saya menemukan ada
event tentang lingkungan yang dilaksanakan di Singapura. Saya coba apply, buat
essay, lengkapin syarat-syarat, dan Alhamdulillah...karena kuasa Allah, saya
diizinkan ikut acara tersebut. Di tengah hiruk-pikuk bulan puasanya orang
Indonesia, saya berangkat ke Singapura pada tanggal 9 Agustus 2011, dengan
diantar full family team ke bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Semua berawal dari
‘yang pertama’ kan? Oke,so ini adalah serba pertama bagi saya. Pertama kalinya
check in di bandara, pertama kalinya naik Garuda Indonesia, pertama kalinya
makan masakan pesawat, dan pertama kalinya menginjakkan kaki di bandara terbaik
di dunia, Changi International Airport.
Apa
yang kamu rasakan pertama kali saat menginjak tanah yang far far away from your
home? If me...i feel so nervous. Apalagi dengan imej pertama Singapore adalah
Changi Airport, yang sangat jauh jauh 100 kali lipat lebih keren daripada
bandara Soekarno-Hatta. Just say, waw!! Karena ndeso, saya ambil foto di semua
sudut-sudut indah Changi Airport,hihi... Setelahnya, kami dijemput oleh panitia
YELP yaitu Novabelle dan TK (Scott), a really nice welcoming day. Keluar dari
bandara, kami disuguhi Chrystler!!! Wuaaaaooow....cihuuuiiiiy....taksi mahal yang
hanya delegasi Indonesia saja yang menaikinya, dengan penampilan sopir yang
mirip bodyguard di film-film Hollywood
Kami
diantarkan ke sebuah hotel bernama Santa Grand Hotel, di daerah Bugis. Dekat
sekali dengan masjid terbesar di Singapura, Sultan Mosque. Malamnya semua
delegasi sudah berkumpul untuk makan malam alias buka puasa kalo buat kami.
Wuiiih....tambah deg2an. Tapi ternyata, they’re really nice and funny
also,haha... Setelah perkenalan singkat itu, kami kembali ke hotel untuk
persiapan presentasi keesokan harinya.
Tanggal
10 Agustus, kami mempresentasikan masing-masing project lingkungan kami.
Program yang saya bawa adalah Agroforestry of Moringa oelifera for Water Conservation and Water Purification in
Community Empowerment Program. Setelah presentasi, kami melakukan wawancara
langsung dengan JEEF yaitu Ms. Kazue Tsukahara, Ms. Rie Takeda, Ms. Thao Do
(Greenocom-Vietnam) dan alumni YELP 2010, Ms. Joanna Tan. Dalam wawancara itu,
mereka menyarankan saya untuk mengubah produk yang menjadi outputnya. Bukan
pemanfaatan biji moringa sebagai penjernih air, namun pemanfaatan daunnya
sebagai food supplement karena dirasa cash
flow-nya akan lebih cepat bergerak dibanding biji. Sungguh merupakan
masukan yang sangat berarti, karena kemudian saya dan tim melakukan hal yang
disarankan tersebut. Namun sayangnya, mungkin juga Allah mengetahui batas
kemampuan saya...hibah pada event ini belum dapat saya raih. Tak apa, masih ada
999 jalan menuju Roma,hehe...
Hari berikutnya, kami melakukan
workshop...full day!! Sungguh luar biasa materi yang disampaikan dari
orang-orang yang luar biasa pula. Workshop pertama disuguhkan oleh Mark Cheng,
manager dari Avelife. Pemuda yang mendapat pengahrgaan sebagai Young
Enterpreneur Singapore. Ia menyampaikan kurang lebih tentang “How to Run Your
Own Project”. Workshop ke-2, disampaikan oleh tim dari Nanyang Technological
University (NTU), selanjutnya oleh Jody Liu (tentang Avelife), dan di akhir
disampaikan oleh tim dari SMU (Singapore Management University). Hari yang luar
biasa.
Hari ke-4 di Singapura, kami diajak ke
sebuah pulau yang tidak sembarang orang dapat masuk ke dalamnya. Namanya Pulau
Semakau. Untuk masuk ke pulau ini, kita harus mengantongi izin dari Kementrian
Lingkungan Hidup-nya Singapura. I was really amazed!!! Kita dibawa naik boat
dari Marina Port ke Pulau Semakau. Waktu tempuhnya sekitar 45 menit. Cukup
banyak waktu lah buat foto-foto,hehe...
Pulau Semakau adalah sebuah pulau
tempat pembuangan sampahnya Singapore! Doenk! What’s on ur mind if I said like
that? Mungkin kamu akan berpikir pulau ini sangat bau, berantakan, sampah
dimana-mana, dan mungkin banyak pemulung?? (haha..kayak disini aja :P). Well,
semua salah. Saat kau masuk pulau ini, tak ada sedikit pun bau, so boro-boro
sampah. Pulau Semakau adalah pulau kecil yang sangat indah! Penggabungan dari
keindahan alam dan luar biasanya teknologi yang dibuat manusia. Kami diajak
berkeliling pulau, melihat banyaknya pohon bakau untuk meredam gelombang air
laut, banyaknya burung dan kupu-kupu, banyaknya vegetasi liar yang tumbuh
dengan alami, dan hawa pantai yang sangat segar. Dan 1 hal lagi, kamu tidak
akan pernah menyangka bahwa sebagian tanah yang kamu pijak disana adalah artificial land alias daratan buatan. Setiap
hari sebuah kapal besar berlayar dari Singapura ke pulau ini, dengan muatan
berupa SAMPAH!.Kemudian di pulau ini, mereka mengubahnya menjadi pupuk. Bahkan
menurut informasi, sampah plastic yang merupakan sampah paling sulit untuk
ditangani, mereka jadikan pembangkit listrik dengan cara membakarnya. Dan abu
sisa pembakaran, dibawa ke pulau semakau untuk sama-sama dijadikan pupuk. Kalo
pengin tau lebih banyak, googling aja. Dan siap-siap terpesona dengan apa yang
kamu dapat J.
Di hari yang sama setelah kami kembali dari pulau, kami dibawa ke Marina
Barrage. Marina Barrage adalah sebuah museum yang menyuguhkan transformasi
Singapura menjadi sebuah negara yang makmur seperti sekarang ini. Singapura
dahulu merupakan sebuah negara yang kotor, miskin air, miskin sumber daya alam,
bahkan untuk air saja mereka mengimpor dari Malaysia dan Indonesia. Namun 50
tahun silam, Lee Kuan Yu, presiden yang menjabat kala itu mengubah cara
berpikir masyarakat. Ya, perubahan yang menjadikan Singapura maju seperti sekarang
ini dikarenakan adanya perubahan paradigm masyarakat. Pemerintah dan masyarakat
bekerja sama untuk menciptakan yang mereka sebut dengan “sustainable Singapore”. Sehingga, yang kita temui saat ini adalah
Singapura yang sejuk, bersih, aman, serta kehandalan teknologi mampu mengubah
mereka menghasilkan air minum dari air laut, bahkan dapat dikomersilkan dengan
merk “NuWater”. Sungguh, sebuah perjalanan panjang merealisasikan mimpi, dan
kini orang-orang Singapura selalu membanggakan pendahulunya J
Setelah dari Marina Barrage, kami
lanjutkan perjalanan menuju Queenstown. Sebuah kota kecil yang didalamnya mayoritas
dihuni oleh kaum Chinese. Satu hal yang menarik mengapa kami dibawa kemari
adalah, ada satu komunitas orang Chinese yang melakukan kegiatan berupa
kerajinan dari barang-barang daur ulang. Mereka adalah para wanita yang sudah
nenek-nenek,hihi... Kami diajari membuat bunga dari plastic daur ulang. Gampang
sih,,Cuma aku aja yang gak bisaaa....huuuufft >.<
Setelah lama perjalanan menimba ilmu, saatnya
kami pulang ke negara masing-masing. Dengan membawa oleh-oleh dan pekerjaan
rumah yang sangat banyak. Berbicara tentang oleh-oleh, China Town menjadi
tempat yang asyik buat berburu oleh-oleh. Tempat ini berupa pasar souvenir,
yang sangat kental nuansa orientalnya. Kalau mau kesana, tunggu jam buka pasar
ini yaitu jam 10 pagi. Pengalaman menarik kala itu, saya dan teman harus
berlari kesana demi oleh-oleh untuk orang-orang tersayang di rumah. Padahal
flight kami jam 13.00, dan pasar baru buka jam 10 serta kami harus sampai di
bandara jam 12. Hahaha...itulah kasih sayang, kekuatannya membuat kau mampu
berlari ke China Town, naik turun MRT, dan lari lagi ke hotel buat ambil koper.
Btw,MRT adalah sejenis kereta cepat. Dia akan berhenti di stasiun-stasiun (MRT
Station) yang tersebar di Singapura. Untuk menaikinya, kamu harus beli kartu
yang berisi sesuai ongkos perjalanan kamu. Kalau mau ringkas, beli saja EZLink,
berbentuk semacam kartu yang kalau memakainya tinggal di top-up saja, sekali
top-up Sin $10.... And jangan lupa bawa peta! It’s a must, if u don’t wanna
lost! >.<
Semoga menginspirasi...
BalasHapus